IZMIRDAIKINSERVISI.COM – Setelah dua musim berlaga di kelas premier, Pedro Acosta masih belum mencatatkan kemenangan meski gembar-gembor menyebutnya sebagai bintang masa depan MotoGP. Pebalap yang kini memperkuat tim pabrikan KTM itu menghadapi tantangan besar untuk membuktikan dirinya.
Acosta mulai meniti karier di MotoGP setelah mempromosikan diri dari kelas Moto2 dengan gelar juara dunia pada 2023, ditambah gelar serupa di Moto3 tahun sebelumnya. Namun, kiprahnya sejauh ini belum memenuhi harapan. Setelah memulai debut bersama Tech3, ia bergabung dengan KTM pabrikan di awal musim ini, tetapi belum berhasil membawa pulang kemenangan. Hingga saat ini, pencapaian terbaiknya hanyalah menjadi runner-up sebanyak sembilan kali: lima kali di balapan utama dan empat kali di sprint race.
Di sisi lain, dominasi Marc Marquez bersama Ducati kian memperberat peluang Acosta untuk memecahkan kebuntuan hingga 2026. Walau begitu, pebalap berjuluk El Tiburon ini tetap optimistis. Menurutnya, jarak performa antara motor pabrikan dan satelit yang semakin kecil menjadi faktor utama persaingan lebih sengit. Akibatnya, kini lebih banyak pebalap yang berpeluang meraih podium tertinggi.
“Kurasa bukan soal keberuntungan, karena di MotoGP hal itu tidak ada, dan situasinya sekarang tidak lebih sulit dibanding sebelumnya,” katanya kepada GPOne.
“Perbedaan utama adalah dulu level motor pabrikan lebih rendah. Pada 2013, Honda dan Yamaha sangat dominan, sedangkan tim-tim satelit kurang kompetitif,” tambah Acosta.
“Sekarang kondisinya berbeda. Contohnya, di KTM saat ini garasi antara Tech3 dan pabrikan hampir sama, kami menggunakan komponen yang setara. Karena itulah, segalanya memungkinkan. Semua pebalap kini memiliki peluang untuk bertarung memperebutkan kemenangan,” tutupnya.
Baca Juga : Bos Aprilia tentang MotoGP Saat Ini: 70% Pebalap, 30% Motor